PUISI 2
DUA WAMENA PEKAT Fatimah Kusuma Aku selalu suka mencium aroma yang menyerbak Menghirupnya dalam-dalam dengan nafsu luar biasa Apalagi ketika malam yang memaksa untuk tetap berjaga Meski sebenarnya tidak pernah ada kaitan dengan kafein dalam kandungan Bukan satu atau dua hingga beberapa gelas mampu menemaniku hingga fajar Kadang aku hanya butuh mereka sebagai penenang Tidak dengan kata orang yang menantang Aku benci setiap orang yang mati-matian berjaga sedang aku mati-matian ingin tidur Aku benci ketika kopiku dibuatnya main-main Aku memilih Wamena dengan segala rasa pahitnya tanpa gula Bukan kopi lain yang sebenernya menggoda ku teramat sangat Aku mencintai Wamena dengan kesungguhan pekatnya Mencampurkan nyata dalam maya menjadi satu jenis dengan sendirinya Kau... kumohon jangan lagi begadang Ku sajikan dua wamena ini dalam cangkir putih Sebagai penghibur, bukan pemerkosa mata
Komentar
Posting Komentar