Short Article and Translation about Politic
Article
North Sumatra governor wants residents to obey,
or else he resigns
Apriadi Gunawan
The Jakarta Post
Medan
/ Sun, April
28, 2019 /
07:53 pm
North Sumatra Governor Edy Rahmayadi. (The Jakarta Post/Seto
Wardhana )
North Sumatra governor Edy Rahmayadi threatened to resign
on the first anniversary of his leadership, which will be in four months, if
residents of the province “can no longer be led [by him]."
“I have been governor for eight months. We will see in the
next four months. If the residents of North Sumatra cannot be led by me, I will
resign. The press, please write that in big letters,” Edy said on Sunday at an
event organized by the Indonesian Journalists Association (PWI).
For a leader to be successful, the people he leads have to
"obey, be willing to be led", Edy said.
Edy said synergy between leaders and residents was very
important to achieve their shared missions, including the mission to build a
better province. Such synergy has been absent in the province, as the North
Sumatra administration failed to fix its performance accountability on the
national scale.
Edy revealed that North Sumatra had received the lowest
rank in performance accountability of government agencies -- or 34th out of 34 provinces in the
country. He was embarrassed about this state of affairs. He blamed
uncooperative regents and mayors for this.
The governor, who was backed by six political parties
including the Gerindra Party and the Prosperous Justice Party (PKS) during the
regional elections last year, said previously that he tried to gather all city
and regency leaders in an “important meeting”, but not all of them came.
“The city and regency leaders just sent some
representatives, who cannot decide a thing, to the meeting,” Edy said.
A social and political lecturer from North Sumatra
University, Muryanto Amin, said Edy’s threat to resign was an expression of
disappointment, as the administration had yet to show a maximum performance
during his leadership.
Despite Edy’s strong intention to resign, Muryanto
explained that it would not be that easy. “A governor cannot just step down
like that from his position. There is a mechanism to follow, and the regional
council has to accept the resignation proposal first.” Muryanto explained.
Edy was also a chairman of the Indonesian Soccer
Association (PSSI) until he resigned in January. He has made some controversial
remarks in public. One of the most talked-about remarks was when he scolded
Kompas TV host Aiman Witjaksono for questioning his capability in having two
jobs, PSSI chairman and North Sumatra governor, in September last year. His
remark, "What is your business asking that?" has been made into
memes.
Translate with
google translate
Gubernur
Sumatera Utara ingin warga mematuhi, atau dia mengundurkan diri
Apriadi
Gunawan
The Jakarta
Post
Medan /
Minggu, 28 April 2019 / 07:53 siang
Gubernur
Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengancam akan mengundurkan diri pada ulang tahun
pertama kepemimpinannya, yang akan berlangsung dalam empat bulan, jika penduduk
provinsi "tidak dapat lagi dipimpin [olehnya]."
“Saya
telah menjadi gubernur selama delapan bulan. Kami akan melihat dalam empat
bulan ke depan. Jika penduduk Sumatera Utara tidak bisa dipimpin oleh saya,
saya akan mengundurkan diri. Pers, tolong tulis itu dalam surat-surat besar,
”kata Edy pada hari Minggu di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI).
Agar
seorang pemimpin menjadi sukses, orang-orang yang dipimpinnya harus
"patuh, mau dipimpin", kata Edy.
Edy
mengatakan sinergi antara para pemimpin dan penduduk sangat penting untuk
mencapai misi bersama mereka, termasuk misi untuk membangun provinsi yang lebih
baik. Sinergi semacam itu tidak ada di provinsi ini, karena pemerintah Sumatera
Utara gagal memperbaiki akuntabilitas kinerjanya pada skala nasional.
Edy
mengungkapkan bahwa Sumatera Utara telah menerima peringkat terendah dalam
akuntabilitas kinerja badan-badan pemerintah - atau ke-34 dari 34 provinsi di
negara ini. Dia malu tentang keadaan ini. Dia menyalahkan bupati dan walikota
yang tidak bekerja sama untuk ini.
Gubernur,
yang didukung oleh enam partai politik termasuk Partai Gerindra dan Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) selama pemilihan daerah tahun lalu, mengatakan
sebelumnya bahwa ia mencoba mengumpulkan semua pemimpin kota dan kabupaten
dalam "pertemuan penting", tetapi tidak mereka semua datang.
"Para
pemimpin kota dan kabupaten baru saja mengirim beberapa perwakilan, yang tidak
dapat memutuskan apa pun, ke pertemuan itu," kata Edy.
Dosen
sosial dan politik dari Universitas Sumatera Utara, Muryanto Amin, mengatakan
ancaman Edy untuk mengundurkan diri adalah ekspresi kekecewaan, karena
pemerintah belum menunjukkan kinerja maksimal selama kepemimpinannya.
Meskipun
niat kuat Edy untuk mengundurkan diri, Muryanto menjelaskan bahwa itu tidak
akan mudah. “Seorang gubernur tidak bisa mundur begitu saja dari posisinya. Ada
mekanisme untuk diikuti, dan dewan daerah harus menerima proposal pengunduran
diri terlebih dahulu, ”jelas Muryanto.
Edy juga seorang ketua Asosiasi Sepak Bola Indonesia
(PSSI) sampai ia mengundurkan diri pada Januari. Dia telah membuat beberapa
pernyataan kontroversial di depan umum. Salah satu pernyataan yang paling
banyak dibicarakan adalah ketika ia memarahi pembawa acara Kompas TV Aiman
Witjaksono karena mempertanyakan kemampuannya dalam memiliki dua pekerjaan,
ketua PSSI dan gubernur Sumatera Utara, pada bulan September tahun lalu.
Komentarnya, "Apa urusanmu menanyakan itu?" telah dibuat menjadi meme.
Translate by me (Baiq Anisah)
Gubernur Sumatera Utara Ingin Penduduk
Patuh, Atau Dia Mengundurkan Diri
By Apriadi Gunawan
The Jakarta Post
Medan / Minggu, 28 April 2019 / Pukul 07:53
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengancam akan
mengundurkan diri pada peringatan pertama masa kepemimpinannya, yang akan
beranjak empat bulan, jika penduduk “tidak dapat di arahkan olehnya.”
“Saya telah menjadi Gubernur selama delapan bulan.
Kami akan lihat dalam empat bulan berikutnya. Jika penduduk Sumatera Utara
tidak dapat di arahkan, Saya akan mengundurkan diri. Pers, silahkan menuliskannya
dalam huruf besar,” kata Edy pada hari Minggu di sebuah acara yang diselenggarakan
oleh Asosiasi Jurnalis Indonesia (PWI).
Agar seorang pemimpin menjadi sukses, orang-orang yang
dipimpinnya harus “patuh, bersedia untuk dituntun”, ujar Edy
Edy mengatakan bahwa sinergi antara pemimpin dan
penduduk sangat penting agar misi yang di bangun tercapai, termasuk misi untuk
membangun provinsi yang lebih baik. Sinergi semacam itu tidak ada di provinsi
ini, karena pemerintah Sumatera Utara gagal dalam memperbaiki akuntabilitas
kinerjanya dalam skala nasional.
Edy mengungkapkan bahwa Sumatera Utara telah memasuki
peringkat terendah dalam kinerja akuntabilitas instansi pemerintahan—atau dalam
urutan ke-34 dari 34 provinsi di negara ini. Dia merasa malu tentang keadaan
ini. Ia menyalahkan Bupati dan Walikota untuk kejadian ini.
Gubernur yang di dukung oleh enam partai politik
termasuk Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) selama pemilu
tahun lalu, mengatakan bahwa sebelumnya ia mencoba untuk mengumpulkan semua
pemimpin baik kota maupun kabupaten dalam “pertemuan penting” tetapi mereka semua
tidak hadir.
“Para pemimpin kota dan kabupaten hanya mengirim
beberapa wakil, yang tidak dapat memutuskan apa pun, di dalam pertemuan,” kata
Edy.
Seorang dosen sosial dan politik dari Universitas
Sumatera Utara, Muryanto Amin, mengatakan, ancaman Edy untuk mengundurkan diri
merupakan ungkapan kekecewaanm karena pemerintah belum menunjukkan kinerja yang
maksimal selama kepempinannya.
Meskipun niat Edy yang kuat untuk mengundurkan diri,
Muryanto menjelaskan bahwa hal tersebut tidaklah mudah. “Seorang Gubernur tidak
bisa melangkah turun dari posisinya. Ada mekanisme untuk di ikuti, dan pertama
Dewan Daerah harus menerima usulan pengunduran diri.” Muryanto menjelaskan.
Edy juga merupakan Ketua Asosiasi Sepakbola Indonesia
(PSSI) sampai ia mengundurkan diri pada bulan Januari. Dia telah membuat
pernyataan kontroversial di depan umum. Salah satu komentar yang paling banyak
dibicarakan adalah ketika ia memarahi pembawa acara Kompas TV, Aiman Witjaksono
karena menanyakan kemampuannya dalam memiliki dua jabatan, Ketua PSSI dan
Gubernur Sumatera Utara, pada bulan September tahun lalu. Pernyataannya, “apa
urusan anda menanyakan itu?” telah di buat menjadi meme (lelucon/humor berupa
gambar, video atau teks).
Komentar
Posting Komentar